Doa Niat Puasa dan Doa Buka Puasa di Bulan Ramadhan

Posted on

Doa Niat Puasa dan Doa Buka Puasa di Bulan Ramadhan – Hari ini adalah hari pertama kita puasa, Puasa Ramadhan 1431 H, Alhamdulillah rasa syukur tiada tara terpanjat kepada Allah SWT sang pemilik seluruh jiwa dan Nabi Allah Muhammad SAW atas nikmat Islam yang saat ini selalu mengisi seluruh relug jiwa.

Sedikit mengingatkan, khususnya bagi Adik-adik saya yang mungkin ada yang lupa doa niat puasa dan doa buka puasa di bulan Ramadhan. Mumpun masih diberi kesempatan untuk berbagi di blog Aditya Perdana ini, berikut ini saya tuliskan doa niat dan berbuka puasa, semoga amal ibadah puasa dan amal-amal lain yang kita kerjakan di Bulan Ramadhan 1431 H ini diberkahi dan dirahmati oleh Allah SWT. Amien ya Rob…

Doa Niat Puasa (Niat Sahur)

Nawaitu souma godhin ‘an adaa i, fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta’aalaa

Doa Buka Puasa

Allahumma laka sumtu wa bika aamantu wa ‘alaa rizqika afthartu birahmatika ya arhamarrohimin

Bagi Anda yang belum memilik Jadwal Puasa Ramadhan 2010 atau Jadwal Imsakiah Ramadhan 1431 H, Anda juga dapat mendownloadnya di pada link yang sudah saya sedikan diatas, semoga dapat bermanfaat.

Akhir kata tidak lupa saya atas nama pribadi dan keluarga, di ijinkan untuk mengucapkan…

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1431 H

5 comments

  1. Assalamu alaykum
    Akhi, sebelumnya mohon maaf sebesar2nya.
    Doa buka puasa yang antum tuliskan di atas adalah lemah, tidak ada dasar yang kuat, dalilnya/ hadistnya dhoif.
    Silahkan antum cek di
    http://www.almanhaj.or.id/content/2790/slash/0
    Sekali lagi afwan, sebaiknya akhi berhati hati dalam penulisan di sini, selami dulu ilmunya, yakinkan apa yang akhi tulis itu mempunyai hujjah yang kuat
    Baarakallohu fiik

    1. Wa’alaikum Salam… ya akhi… syukur alhamdulillah akhi sudah mengingaktan ana dalam tulisan ini… ana sudah membaca sedikitnya beberapa artikel tentang doa berbuka puasa dan sekarang ana sedang menunggu jawaban lain dari doa berbuka puasa yang sering beredar di masyarakat seperti yang ana tuliskan diatas…

      Jika memang benar adanya doa tersebut sangat lemah dalam hadis maka ana akan mengkoreksinya…

      Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya kepada kita semua… Amien…

  2. Sahabat -Al Faruq- Umar bin Khaththab radhiyallahu ’anhu berkata,”Saya mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,’Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia telah berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya itu karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya’.” (HR. Bukhari & Muslim). Inilah hadits yang menunjukkan bahwa amal seseorang akan dibalas atau diterima tergantung dari niatnya.

    Setiap Orang Pasti Berniat Tatkala Melakukan Amal

    Niat adalah amalan hati dan hanya Allah Ta’ala yang mengetahuinya. Niat itu tempatnya di dalam hati dan bukanlah di lisan, hal ini berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama sebagaimana yang dinukil oleh Ahmad bin Abdul Harim Abul Abbas Al Haroni dalam Majmu’ Fatawanya.

    Setiap orang yang melakukan suatu amalan pasti telah memiliki niat terlebih dahulu. Karena tidak mungkin orang yang berakal yang punya ikhtiar (pilihan) melakukan suatu amalan tanpa niat. Seandainya seseorang disodorkan air kemudian dia membasuh kedua tangan, berkumur-kumur hingga membasuh kaki, maka tidak masuk akal jika dia melakukan pekerjaan tersebut -yaitu berwudhu- tanpa niat. Sehingga sebagian ulama mengatakan,”Seandainya Allah membebani kita suatu amalan tanpa niat, niscaya ini adalah pembebanan yang sulit dilakukan.”

    Apabila setan membisikkan kepada seseorang yang selalu merasa was-was dalam shalatnya sehingga dia mengulangi shalatnya beberapa kali. Setan mengatakan kepadanya,”Hai manusia, kamu belum berniat”. Maka ingatlah,”Tidak mungkin seseorang mengerjakan suatu amalan tanpa niat. Tenangkanlah hatimu dan tinggalkanlah was-was seperti itu.”(Lihat Syarhul Mumthi, I/128 dan Al Fawa’id Dzahabiyyah, hal.12)

    Melafadzkan Niat

    Masyarakat kita sudah sangat akrab dengan melafalkan niat (maksudnya mengucapkan niat sambil bersuara keras atau lirih) untuk ibadah-ibadah tertentu. Karena demikianlah yang banyak diajarkan oleh ustadz-ustadz kita bahkan telah diajarkan di sekolah-sekolah sejak Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi. Contohnya adalah tatkala hendak shalat berniat ’Usholli fardhol Maghribi …’ atau pun tatkala hendak berwudhu berniat ’Nawaitu wudhu’a liraf’il hadatsi …’. Kalau kita melihat dari hadits di atas, memang sangat tepat kalau setiap amalan harus diawali niat terlebih dahulu. Namun apakah niat itu harus dilafalkan dengan suara keras atau lirih?!

    Secara logika mungkin dapat kita jawab. Bayangkan berapa banyak niat yang harus kita hafal untuk mengerjakan shalat mulai dari shalat sunat sebelum shubuh, shalat fardhu shubuh, shalat sunnah dhuha, shalat sunnah sebelum dzuhur, dst. Sangat banyak sekali niat yang harus kita hafal karena harus dilafalkan. Karena ini pula banyak orang yang meninggalkan amalan karena tidak mengetahui niatnya atau karena lupa. Ini sungguh sangat menyusahkan kita. Padahal Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,”Sesungguhnya agama itu mudah.” (HR. Bukhari)

    Ingatlah setiap ibadah itu bersifat tauqifiyyah, sudah paketan dan baku. Artinya setiap ibadah yang dilakukan harus ada dalil dari Al Qur’an dan Hadits termasuk juga dalam masalah niat.

    Setelah kita lihat dalam buku tuntunan shalat yang tersebar di masyarakat atau pun di sekolahan yang mencantumkan lafadz-lafadz niat shalat, wudhu, dan berbagai ibadah lainnya, tidaklah kita dapati mereka mencantumkan ayat atau riwayat hadits tentang niat tersebut. Tidak terdapat dalam buku-buku tersebut yang menyatakan bahwa lafadz niat ini adalah hadits riwayat Imam Bukhari dan sebagainya.

    Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan dalam kitab beliau Zaadul Ma’ad, I/201, ”Jika seseorang menunjukkan pada kami satu hadits saja dari Rasul dan para sahabat tentang perkara ini (mengucapkan niat), tentu kami akan menerimanya. Kami akan menerimanya dengan lapang dada. Karena tidak ada petunjuk yang lebih sempurna dari petunjuk Nabi dan sahabatnya. Dan tidak ada petunjuk yang patut diikuti kecuali petunjuk yang disampaikan oleh pemilik syari’at yaitu Nabi shalallahu ’alaihi wa sallam.” Dan sebelumnya beliau mengatakan mengenai petunjuk Nabi dalam shalat,”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak mendirikan shalat maka beliau mengucapkan : ‘Allahu Akbar’. Dan beliau tidak mengatakan satu lafadz pun sebelum takbir dan tidak pula melafadzkan niat sama sekali.”

    Maka setiap orang yang menganjurkan mengucapkan niat wudhu, shalat, puasa, haji, dsb, maka silakan tunjukkan dalilnya. Jika memang ada dalil tentang niat tersebut, maka kami akan ikuti. Dan janganlah berbuat suatu perkara baru dalam agama ini yang tidak ada dasarnya dari Nabi. Karena Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,” Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak ada dasar dari kami, maka amalan tersebut tertolak. (HR. Muslim). Dan janganlah selalu beralasan dengan mengatakan ’Niat kami kan baik’, karena sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ’anhuma mengatakan,”Betapa banyak orang menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya.” (HR. Ad Darimi, sanadnya shahih, lihat Ilmu Ushul Bida’, hal. 92)

    Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat wa shallallahu ’ala Muhammad wa ’ala alihi wa shohbihi wa sallam.

    Tulisan sederhana di masa Islam, diterbitkan oleh Buletin Dakwah At Tauhid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *