Puasa di Bulan Rajab

Posted on

Assalamu’alaikum Wr..Wb..

Sahabat-sahabat yang dirahmati Allah SWT. Bismillaahirahmanir rohiim. Wahai Saudara-saudaraku yang budiman, Pada hari Jum’at tanggal 04 Juli 2008 kita memasuki bulan Rajab. Bulan Rajab adalah bulannya Allah. Mari kita simak ada apa di balik bulan Rajab itu.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, “Ketahuilah bahwa bulan Rajab itu adalah bulan ALLAH, maka Barang siapa yang berpuasa satu hari dalam bulan ini dengan ikhlas, maka pasti ia mendapat keridhaan yang besar dari ALLAH SWT; Dan barang siapa berpuasa pada tgl 27 Rajab 1427/Isra Mi’raj ( 30 Juli 2008 ) akan mendapat pahala seperti 5 tahun berpuasa; Barang siapa yang berpuasa dua hari di bulan Rajab akan mendapat kemuliaan di sisi ALLAH SWT; Barang siapa yang berpuasa tiga hari yaitu pada tgl 1, 2, dan 3 Rajab ( 04 ;05 ; 06 JULI 2008 ) maka ALLAH akan memberikan pahala seperti 900 tahun berpuasa dan menyelamatkannya dari bahaya dunia, dan siksa akhirat; Barang siapa berpuasa lima hari dalam bulan ini, insya Allah permintaannya akan dikabulkan; Barang siapa berpuasa tujuh hari dalam bulan ini, maka ditutupkan tujuh pintu neraka Jahanam dan barang siapa berpuasa delapan hari maka akan dibukakan delapan pintu syurga; Barang siapa berpuasa lima belas hari dalam bulan ini, maka ALLAH akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan menggantikan kesemua kejahatannya dengan kebaikan, dan barang siapa yang menambah (hari-hari puasa) maka ALLAH akan menambahkan pahalanya.”

Sabda Rasulullah SAW lagi : “Pada malam Mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s. : ” Wahai Jibril untuk siapakah sungai ini ? “Maka berkata Jibrilb a.s. : “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca salawat untuk engkau dibulan Rajab ini”.

Dalam sebuah riwayat Tsauban bercerita : “Ketika kami berjalan bersama-sama Rasulullah SAW ke sebuah kubur, lalu Rasulullah berhenti dan beliau menangis dengan amat sedih.” Kemudian Tsauban bertanya : “Ya Rasulullah mengapakah engkau menangis ?” Lalu beliau bersabda : “Wahai Tsauban, mereka itu sedang disiksa dalam kubur nya, dan saya berdoa kepada ALLAH, lalu ALLAH meringankan siksa atas mereka”. Sabda beliau lagi : “Wahai Tsauban, kalaulah sekiranya mereka ini mau berpuasa satu hari dan beribadah satu malam saja di bulan Rajab niscaya mereka tidak akan disiksa di dalam kubur.” Tsauban bertanya : “Ya Rasulullah, apakah hanya berpuasa satu hari dan beribadah satu malam dalam bulan Rajab sudah dapat mengelakkan dari siksakubur ?” Sabda beliau : “Wahai Tsauban, demi ALLAH Zat yang telah mengutus saya sebagai nabi, tiada seorang muslim lelaki dan perempuan yang berpuasa satu hari dan mengerjakan sholat malam sekali dalam bulan Rajab, dengan niat karena ALLAH, kecuali ALLAH mencatatkan baginya seperti berpuasa satu tahun dan mengerjakan sholat malam satu tahun. “Sabda beliau lagi: “Sesungguhnya Rajab adalah bulan ALLAH, Sya’ban Adalah bulan aku dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku”. “Semua manusia akan berada dalam keadaan lapar pada hari kiamat, kecuali para nabi, keluarga nabi dan orang-orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya’ban dan bulan Ramadhan. Maka sesungguhnya mereka kenyang, serta tidak akan merasa lapar dan haus bagi mereka.”

Wassalamu’alaikum wr.wb

Dikirim dari seorang kawan kepada saya. Dan karena ketidak tahuan saya dan keterbatasan yang saya miliki maka Ketika saya googling tentang amalan dibulan Rajab, saya mendapat banyak artikel tentangnya, sayangnya saya pribadi banyak mendapat penjelasan tentang lemahnya hadis-hadis yang menerangkan tentang keutamaan bulan Rajab.

Dua dari lainnya saya kutip dibawah :

Ahmad Sarwat, Lc (eramuslim.com)

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Hak untuk memberikan status hukum pada sebuah hadits memang dimiliki oleh para ahli hadits, dan mereka memang telah memiliki ilmunya, sehingga apa yang mereka katakan tentang suatu hadits tentu tidak bisa dibantah begitu saja.

Kecuali bila dibantah oleh ahli hadits lainnya, yang juga pakar di bidang ilmu hadits dan tentunya ilmunya sebanding.

Dan nampaknya para ahli hadits memang senada ketika menilai hadits-hadits tentang keutamaan bulan Rajab dan Sya’ban. Yaitu umumnya mereka menilai hadits-hadits itu kurang kuat, tidak shahih, lemah bahka ada yang sampai ke tingkat hadits palsu.

Lalu bagaimana sikap kita dalam masalah ini? Bolehkah kita mengamalkan hadits-hadits lemah dan palsu?

Jawabnya boleh dan tidak boleh. Maksudnya, hadits-hadits yang lemah tapi tidak sampai ke tingkat palsu, boleh dikerjakan atau diamalakan. Syaratnya sederhana sekali, yaitu tingkat kelemahannya tidak terlalu parah. Dan isinya tidak menyangkut wilayah aqidah dan hukum halal-haram masalah syariah. Tetapi sekedar masalah fadhailul a’mal.

Ini adalah pendapat sebagian besar ulama termasuk al-Imam An-Nawawi rahimahullah. Menurut kelompok ulama ini, selama hanya terkait dengan fadhilah (keutamaan), ajakan untuk mengerjakan hal-hal yang terkait dengan ibadah tambahan (nafilah), maka boleh bersandar kepada hadits yang derajatnya lemah.

Akan tetapi kalau sudah pada tingkat penetapan halal dan haram, apalagi tingkat tertentu dari masalah aqidah, maka hadits lemah tidak boleh diamalkan.

Namun ada juga sebagian ulama dari kalangan lainnya yang tetap mengharamkan kita untuk mengamalkan hadits lemah, meski hadits itu masyhur. Sebab kelemahan suatu hadits justru menunjukkan bahwa tidak bisa dipastikan bahwa sumbernya dari Rasulullah SAW. Padahal urusan ibadah tidak boleh dilakukan kecuali kalau sumbernya benar-benar 100% dipercaya datang dari Rasulullah SAW.

Maka kesimpulan mereka, haram hukumnya beribadah dengan berdasarkan hadits yang tidak shahih.

Adapun hadits palsu (maudhu’), semua ulama sepakat untuk tidak menerimanya, apalagi mengamalkannya.

Puasa Bulan Rajab dan Sya’ban

Dalam masalah puasa di bulan Rajab dan Sya`ban, kita hanya mendapatkan hadits-hadits shahih atau hasan yang menceritakan bahwa secara umum Rasulullah SAW memang banyak melakukan puasa di kedua bulan tersebut. Karena bulan Rajab termasuk bulan haram, dan puasa di bulan-bulan haram itu maqbul (diterima) dan mustahab (disukai) dalam keadaan apapun.

Namun tidak ada riwayat yang kuat menyebutkan bahwa Rasulullah SAW melakukan puasa sebulan penuh di bulan Rajab atau di bulan Sya`ban.
Sedangkan hadits-hadits yang menceritakan bahwa kalau melakukan shalat ini dan itu di bulan Rajab maka mendapat ganjaran ini dan itu, atau siapa yang beristighfar akan mendapat ganjaran tertentu, umumnya bukanlah hadits yang kuat, bahkan kebanyakannya adalah hadits dhaif dan mungkar.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Syariahonline.com

Assalamu alaikum wr.wb.

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram . Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa (QS. At-Taubah : 36 )

Artinya, kehormatan dan kesucian bulan terus harus diperhatikan. Amal kebaikan yang dilakukan pada bulan-bulan tersebut memiliki nilai yang lebih besar daripada jika dilakukan pada bulan-bulan yang lain. Sebaliknya, amal-amal keburukan yang dilakukan pada bulan-bulan tersebut juga lebih dimurkai ketimbang jika dilakukan pada bulan-bulan lain.

Adapun dalil-dalil yang menerangkan tentang keutamaan puasa pada tanggal-tanggal tertentu di bulan Rajab pada umumnya adalah dhaif bahkan maudhu (palsu). Dengan demikian tidak bisa dijadikan sebagai landasan amal.

Ibnu Hajar Al-Asqolani berkata: “Tidak ada satu keterangan pun yang menjelaskan keutamaan bulan Rajab, tidak juga berkaitan dengan shaumnya, atau pun berkaitan dengan sholat malam yang dikhususkan pada bulan tersebut. Yang merupakan hadis shohih yang dapat dijadikan hujjah” (Risalah Tabiyinul Ajab hal. 3)

Jadi, cukuplah firman Allah di atas dan nash lain yang shahih menjadi landasan bahwa ibadah di bulan Rajab memiliki nilai yang sangat tinggi.

Wassalamu alaikum wr.wb

Semoga ada manfaat bagi diri Saya pribadi khususnya.