Beberapa Fakta Menarik Seputar Berat badan

Posted on

Kelebihan berat badan atau obesitas adalah sesuatu yang dapat terjadi oleh siapa saja baik laki-laki maupun perempuan baik muda maupun tua. Bagi kaum muda khususnya wanita muda tentu masalah kelebihan berat badan dapat menimbulkan banyak masalah, seperti kurang percaya diri dengan bentuk tubuh yang tidak proposional, minder dengan pasangan lawan jenis, sampai kesulitan dalam bergaya dengan pakaian yang sedang trend karena kesulitan dalam mencari ukuran baju atau celana yang sesuai.

Mungkin sebagaian kita yang memiliki masalah berat badan kita sering mengeluh:

kok belum langsing juga meskipun sudah berolahraga?
kok belum langsung juga padahal sudah mengurangi kalori dan menghindari makanan olahan?

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan usaha Anda. Hanya saja, menurut temuan peneliti baru-baru ini, obesitas atau kelebihan berat badan tidak hanya dipicu oleh makanan berlebih dan kurang olahraga.

Tapi, masalah berat badan berlebih juga bisa dipicu oleh faktor lain, seperti gen, gangguan hormon dan bahkan virus yang masuk ke dalam tubuh. Berikut beberapa fakta menarik seputar berat badan yang bisa membantu Anda memahami masalah obesitas atau kegemukan.

Genetik

Gen lemak yang selanjutnya dikenal dengan FTO, pertama kali ditemukan pada tikus gemuk. Menurut temuan peneliti selanjutnya, orang-orang yang memiliki dua kopi dari gen tersebut berisiko 40 persen lebih besar menderita diabetes dan berisiko 60 persen lebih besar mengalami obesitas. Selain itu, orang-orang yang hanya memiliki satu kopi gen tersebut juga berisiko mengalami penambahan berat badan.

Sekarang ini, terang Claude Bouchard, PhD dari Louisiana State University System, diduga ada sekitar 100 gen yang memicu obesitas.”Setiap gen menambah berat di berbagai area tubuh,” terang Bouchard, seperti dikutip situs rd.com.

Menurut perkiraan peneliti, sekitar 16 persen populasi mempunyai dua kopi gen FTO. Sedang sekitar 50 persen mempunyai satu kopi.

Jumlah sel lemak

Beberapa orang memiliki lebih banyakRentang jumlah sel lemak yang dimiliki beberapa orang, menurut Kirsty Spalding PhD dari Karolinska Institute di Stockholm, bisa jauh berbeda dengan orang lain. Dan meskipun Anda berhasil menurunkan beberapa kilogram berat (atau menambah beberapa kilogram), jumlah sel-sel lemak Anda akan tetap sama. Sel-sel lemak ini akan memegang erat lemak yang sudah ada dalam tubuh dan selamanya akan lapar dan minta diisi. Sel-sel lemak dari orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, terang Spalding, juga memegang lebih banyak lemak.

Sel-sel lemak muncul selama masa kanak-kanak, tapi kelihatannya berhenti saat mencapai usia remaja. Orang-orang yang mempunyai banyak sel-sel ini, terang dia, kemungkinan sudah mulai memproduksi sel tersebut sejak usia 2 tahun.

Ubah metabolisme

Tim peneliti dari Helsinki University Central Hospital mempelajari apa yang terjadi saat Anda mengalami penambahan berat badan. Peneliti melibatkan pasangan kembar (satu gemuk dan satu kurus). Hasil menunjukkan, sel-sel lemak pada partisipan yang lebih gemuk menjalani perubahan metabolik sehingga mempersulit pembakaran lemak.

Menurut tim peneliti, mengalami penambahan berat badan minimal 5,5 kilogram bisa memperlambat metabolisme. Semakin banyak lemak yang Anda tumpuk, semakin sulit untuk menghilangkannnya.

Bagimana cara menurunkan berat badan?”Semakin banyak saya pelajari, saya semakin yakin bahwa kita memerlukan aktivitas fisik,” terang peneliti Kirsi Pietilainen PhD. Pietilainen mengaku bahwa dirinya juga gemuk ketika anak-anak dan sekarang berhasil mencapai berat badan sehat setelah berlari secara teratur.

Stres bikin gemuk

Stres cenderung membuat Anda keranjingan makanan kaya karbohidrat. Selain itu, hormon stres juga mempercepat penyimpanan lemak. Karena itu, cobalah meredakan stres dengan melakukan yoga atau menghabsikan waktu berkualitas dengan keluarga.

Kondisi ibu selama kehamilan pengaruhi berat badan Anda
Kebiasaan merokok selama kehamilan meningkatkan risiko berat bayi lahir rendah dan minum alkohol bisa merusak otak janin. Hal yang sama juga berlaku pada kebiasan ibu mengonsumsi makanan tidak sehat.

Sejumlah studi menunjukkan, makanan bergula dan berlemak yang dikonsumsi ibu sebelum Anda lahir, juga turut memengaruhi berat badan Anda sesudah lahir. Studi pada tikus menunjukkan, tikus betina yang kelebihan berat badan memiliki lebih banyak glukosa dan asam lemak bebas di sekitar rahim dibandingkan tikus betina yang tidak kelebihan berat. Molekul-melokul ini akan memicu pelepasan protein yang mengganggu kontrol selera makan dan sistem metabolik pada otak janin yang sedang berkembang. Hal ini, menurt peneliti, juga berlaku pada manusia.

Tidur turunkan berat badan

Ingin langsing tanpa upaya berat? Cobalah tidur tujuh hingga delapan jam per malam. Peneliti dari University of Chicago melaporkan, gangguan tidur bisa mengganggu keseimbangan hormon, memicu pengurangan leptin (yang memberi sinyal kenyang) dan meningkatkan jumlah ghrelin (yang memicu rasa lapar). Sebagai akibatnya, Anda merasa lapar (padahal sebenarnya tidak), sehingga memicu makan berlebih.

Berat pasangan

Berat badan suami atau istri Anda juga turut memengaruhi. Istri atau suami yang langsing, menurut peneliti, akan membuat Anda lebih terdorong untuk menurunkan berat badan.

Virus

Adenovirus merupakan pemicu sejumlah penyakit, mulai dari gangguan saluran pernapasan atas hingga masalah lambung dan usus. Selain itu, peneliti dari University of Wisconsin telah menemukan hubungan virus ini dengan lemak saat menyuntikkan virus tersebut kepada ayam. Peneliti menemukan, virus tersebut turut menumpuk lemak.

Stem cell, yang bisa diubah menjadi sel lain, juga berubah menjadi sel-sel lemak saat disuntik dengan virus tersebut.”Virus tersebut kelihatannya meningkatkan jumlah sel lemak dalam tubuh serta menambah jumlah lemak yang tersimpan dalam sel-sel lemak,” terang peneliti Nikhil Dhurandhar PhD.

Studi-studi pada manusia, termasuk perbandingan saudara kembar, menunjukkan bahwa orang-orang yang obesitas memiliki lebih banyak antibodi untuk virus tertentu, dikenal dengan adenovirus-36.

Ref : Lifestyle MetroTV